Posted: May 28, 2011 in Uncategorized

Kriteria manager

Posted: May 28, 2011 in Uncategorized

Kriteria manager proyek yang baik

Yang dimaksud dengan manager adalah orang atau seseorang yang harus mampu membuat orang-orang dalam organisasi yang berbagai karakteristik, latar belakang budaya, akan tetapi memiliki ciri yang sesuai dengan tujuan (goals) dan teknologi (technology). Dan tugas seorang manager adalah bagaimana mengintegrasikan berbagai macam variabel (karakteristik, budaya, pendidikan dan lain sebagainya) kedalam suatu tujuan organisasi yang sama dengan cara melakukan mekanisme penyesuaian. Adapun mekanisme yang diperlukan untuk menyatukan variabel diatas adalah sebagai berikut: * Pengarahan (direction) yang mencakup pembuatan keputusan, kebijaksanaan, supervisi, dan lain-lain. * Rancangan organisasi dan pekerjaan. * Seleksi, pelatihan, penilaian, dan pengembangan. * Sistem komunikasi dan pengendalian. * Sistem reward. Hal tersebut memang tidak mengherankan karena posisi Manajer Proyek memegang peranan kritis dalam keberhasilan sebuah proyek terutama di bidang teknologi informasi. Berikut ini kualifikasi teknis maupun nonteknis yang harus dipenuhi seorang Manajer Proyek yang saya sarikan dari IT Project Management Handbook.
Berikut ini kualifikasi teknis maupun nonteknis yang harus dipenuhi seorang Manajer Proyek yang saya sarikan dari IT Project Management Handbook.
Setidaknya ada 3 (tiga) karakteristik yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kualifikasi seseorang untuk menjadi Manajer Proyek yaitu:

    • Karakter Pribadinya
    • Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola
    • Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin
    Karakter Pribadinya
    1. Memiliki pemahaman yang menyeluruh mengenai teknis pekerjaan dari proyek yang dikelola olehnya.
    2. Mampu bertindak sebagai seorang pengambil keputusan yang handal dan bertanggung jawab.
    3. Memiliki integritas diri yang baik namun tetap mampu menghadirkan suasana yang mendukung di lingkungan tempat dia bekerja.
    4. Asertif
    5. Memiliki pengalaman dan keahlian yang memadai dalam mengelola waktu dan manusia.


Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Proyek yang Dikelola

1. Memiliki komitmen yang kuat dalam meraih tujuan dan keberhasilan proyek dalam jadwal, anggaran dan prosedur yang dibuat.
2. Pelaksanakan seluruh proses pengembangan proyek IT sesuai dengan anggaran dan waktu yang dapat memuaskan para pengguna/klien.
3. Pernah terlibat dalam proyek yang sejenis.
4. Mampu mengendalikan hasil-hasil proyek dengan melakukan pengukuran dan evaluasi kinerja yang disesuaikan dengan standar dan tujuan yang ingin dicapai dari proyek yang dilaksanakan.
5. Membuat dan melakukan rencana darurat untuk mengantisipasi hal-hal maupun masalah tak terduga.
6. Membuat dan menerapkan keputusan terkait dengan perencanaan.
7. Memiliki kemauan untuk mendefinisikan ulang tujuan, tanggung jawab dan jadwal selama hal tersebut ditujukan untuk mengembalikan arah tujuan dari pelaksanaan proyek jika terjadi jadwal maupun anggaran yang meleset.
8. Membangun dan menyesuaikan kegiatan dengan prioritas yang ada serta tenggat waktu yang ditentukan sebelumnya.
9. Memiliki kematangan yang tinggi dalam perencanaan yang baik dalam upaya mengurangi tekanan dan stres sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja tim.
10. Mampu membuat perencanaan dalam jangka panjang dan jangka pendek.


    Karakteristik Kemampuan Terkait dengan Tim yang Dipimpin

    1. Memiliki kemampuan dan keahlian berkomunikasi serta manajerial.
    2. Mampu menyusun rencana, mengorganisasi, memimpin, memotivasi serta mendelegasikan tugas secara bertanggung jawab kepada setiap anggota tim.
    3. Menghormati para anggota tim kerjanya serta mendapat kepercayaan dan penghormatan dari mereka.
    4. Berbagi sukses dengan seluruh anggota tim.
    5. Mampu menempatkan orang yang tepat di posisi yang sesuai.
    6. Memberikan apresiasi yang baik kepada para anggota tim yang bekerja dengan baik.
    7. Mampu mempengaruhi pihak-pihak lain yang terkait dengan proyek yang dipimpinnya untuk menerima pendapat-pendapatnya serta melaksanakan rencana-rencana yang disusunnya.
    8. Mendelegasikan tugas-tugas namun tetap melakukan pengendalian melekat.
    9. Memiliki kepercayaan yang tinggi kepada para profesional terlatih untuk menerima pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan darinya.
    10. Menjadikan dirinya sebagai bagian yang terintegrasi dengan tim yang dipimpinnya.
    11. Mampu membangun kedisiplinan secara struktural.
    12. Mampu mengidentifikasi kelebihan-kelebihan dari masing-masing anggota tim serta memanfaatkannya sebagai kekuatan individual.
    13. Mendayagunakan setiap elemen pekerjaan untuk menstimulasi rasa hormat dari para personil yang terlibat dan mengembangkan sisi profesionalisme mereka.
    14. Menyediakan sedikit waktu untuk menerima setiap ide yang dapat meningkatkan kematangan serta pengembangan dirinya.
    15. Selalu terbuka atas hal-hal yang mendorong kemajuan.
    16. Memahami secara menyeluruh para anggota tim yang dipimpinnya dan mengembangkan komunikasi efektif di dalamnya.

    Sumber:
    http://www.lintasberita.com/Lifestyle/Relations/kriteria-manager-proyek-yang-baik

    http://www.setiabudi.name/archives/990

Pengertian COCOMO dan Jenisnya

Posted: May 28, 2011 in Uncategorized

COCOMO (Constructive Cost Model )

Constructive Cost Model (COCOMO) Merupakan algoritma estimasi biaya perangkat lunak model yang dikembangkan oleh Barry Boehm. Model ini menggunakan rumus regresi dasar, dengan parameter yang berasal dari data historis dan karakteristik proyek proyek saat ini.

Sejarah Singkat COCOMO

COCOMO pertama kali diterbitkan pada tahun 1981 Barry Boehm W. ’s Book ekonomi Software engineering sebagai model untuk memperkirakan usaha, biaya, dan jadwal untuk proyek-proyek perangkat lunak. Ini menarik pada studi dari 63 proyek di TRW Aerospace mana Barry Boehm adalah Direktur Riset dan Teknologi Perangkat Lunak pada tahun 1981. Penelitian ini memeriksa proyek-proyek ukuran mulai dari 2.000 sampai 100.000 baris kode, dan bahasa pemrograman mulai dari perakitan untuk PL / I. Proyek-proyek ini didasarkan pada model pengembangan perangkat lunak waterfall yang merupakan proses software umum pembangunan di 1981.
Referensi untuk model ini biasanya menyebutnya COCOMO 81. Pada tahun 1997 COCOMO II telah dikembangkan dan akhirnya diterbitkan pada tahun 2000 dalam buku Estimasi Biaya COCOMO II Software dengan COCOMO II. adalah penerus dari COCOMO 81 dan lebih cocok untuk mengestimasi proyek pengembangan perangkat lunak modern. Hal ini memberikan lebih banyak dukungan untuk proses pengembangan perangkat lunak modern, dan basis data proyek diperbarui. Kebutuhan model baru datang sebagai perangkat lunak teknologi pengembangan pindah dari batch processing mainframe dan malam untuk pengembangan desktop, usabilitas kode dan penggunaan komponen software off-the-rak. Artikel ini merujuk pada COCOMO 81.

Pengertian COCOMO
COCOMO terdiri dari tiga bentuk hirarki semakin rinci dan akurat. Tingkat pertama, Basic COCOMO adalah baik untuk cepat, order awal, kasar estimasi besarnya biaya perangkat lunak, namun akurasinya terbatas karena kurangnya faktor untuk memperhitungkan perbedaan atribut proyek (Cost Drivers). Intermediate COCOMO mengambil Driver Biaya ini diperhitungkan dan Rincian tambahan COCOMO account untuk pengaruh fase proyek individu.

Model Jenis COCOMO Ada tiga model cocomo, diantaranya ialah:

1. Dasar Cocomo
Dengan menggunakan estimasi parameter persamaan (dibedakan menurut tipe sistem yang berbeda) upaya pengembangan dan pembangunan durasi dihitung berdasarkan perkiraan DSI.

Dengan rincian untuk fase ini diwujudkan dalam persentase. Dalam hubungan ini dibedakan menurut tipe sistem (organik-batch, sebagian bersambung-on-line, embedded-real-time) dan ukuran proyek (kecil, menengah, sedang, besar, sangat besar).
Model COCOMO dapat diaplikasikan dalam tiga tingkatan kelas:

* Proyek organik (organic mode) Adalah proyek dengan ukuran relatif kecil, dengan anggota tim yang sudah berpengalaman, dan mampu bekerja pada permintaan yang relatif fleksibel.
* Proyek sedang (semi-detached mode)Merupakan proyek yang memiliki ukuran dan tingkat kerumitan yang sedang, dan tiap anggota tim memiliki tingkat keahlian yang berbeda
* Proyek terintegrasi (embedded mode)Proyek yang dibangun dengan spesifikasi dan operasi yang ketat

Model COCOMO dasar ditunjukkan dalam persamaan 1, 2, dan 3 berikut ini:

keterangan

:

* E : besarnya usaha (orang-bulan)
* D : lama waktu pengerjaan (bulan)
* KLOC : estimasi jumlah baris kode (ribuan)
* P : jumlah orang yang diperlukan.

2. Intermediate Cocomo
Persamaan estimasi sekarang mempertimbangkan (terlepas dari DSI) 15 pengaruh faktor-faktor; ini adalah atribut produk (seperti kehandalan perangkat lunak, ukuran database, kompleksitas), komputer atribut-atribut (seperti pembatasan waktu komputasi, pembatasan memori utama), personil atribut ( seperti aplikasi pemrograman dan pengalaman, pengetahuan tentang bahasa pemrograman), dan proyek atribut (seperti lingkungan pengembangan perangkat lunak, tekanan waktu pengembangan). Tingkat pengaruh yang dapat diklasifikasikan sebagai sangat rendah, rendah, normal, tinggi, sangat tinggi, ekstra tinggi; para pengganda dapat dibaca dari tabel yang tersedia.

3. Detil Cocomo

Dalam hal ini adalah rincian untuk fase tidak diwujudkan dalam persentase, tetapi dengan cara faktor-faktor pengaruh dialokasikan untuk fase. Pada saat yang sama, maka dibedakan menurut tiga tingkatan hirarki produk (modul, subsistem, sistem), produk yang berhubungan dengan faktor-faktor pengaruh sekarang dipertimbangkan dalam persamaan estimasi yang sesuai. Selain itu detail cocomo dapat menghubungkan semua karakteristik versi intermediate dengan penilaian terhadap pengaruh pengendali biaya pada setiap langkah (analisis, perancangan, dll) dari proses rekayasa PL

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2011/04/cocomo/

Kenapa anda dianjurkan menggunakan software open source dalam membuat aplikasi ?

PENGERTIAN OPEN SOURCE
Open Source adalah sebuah sistem baru dalam mendistribusikan software kepada pengguna dengan memberikan program dan source code nya secara gratis! Bahkan pengguna dapat mempelajari dan melakukan modifikasi untuk membuat software tersebut sesuai dengan kebutuhan mereka. Richard M. Stallman,pendiri Free Software Foundation -sebuah organisasi yang mendukung Open Source,mengeluarkan sebuah lisensi software untuk Open Source yang dinamakan GPL (GNU Public License). Lisensi inilah yang saat ini paling banyak digunakan untuk mendistribusikan software Open Source. Selain GPL, masih banyak lisensi software lainnya yang dikembangkan oleh komunitas Open Source.
Berikut adalah keuntungan software Open Source:
Sisi pengguna:
* Gratis
* Pengguna dapat terlibat dalam pengembangan program karena memiliki
* source code nya
* Respon yang baik dari pemakai sehingga bug dapat ditemukan dan
* diperbaiki dengan lebih cepat.
Sisi developer:
* Seluruh komunitas mau dan dapat membantu untuk membuat software
* menjadi lebih baik
* Tidak ada biaya iklan dan perawatan program
* Sebagai sarana untuk memperkenalkan konsep
Linux adalah sebuah contoh yang bagus. Banyak sistem operasi yang berusaha meniru kisah sukses Linux, tetapi Linux tetap yang paling sukses hingga saat ini. Aspek positif dari Open Source adalah penerimaan yang luas untuk software yang benar-benar bagus.
Selain itu keuntungan dari opensource yaitu:
• Meningkatnya reliabilitas. Oleh karena kode sumber untuk program-program open source tersedia secara bebas maka program yang dibuat oleh seseorang ataupun sesuatu organisasi akan mendapatkan review dari rekan-rekannya ataupun pihak-pihak lain. Hal ini mengakibatkan program-program open source mempunyai reliabilitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan program-program closed source (proprietary). Reliabilitas yang tinggi ini tentu saja menguntungkan bagi pihak customer karena ia dapat memperoleh program-program yang dapat diandalkan dalam melakukan tugas-tugas yang diberikan kepadanya.
• Meningkatnya keamanan. Selain itu dengan tersedianya kode sumber maka segala kesalahan yang terdapat dalam program, misalnya kesalahan logika ataupun kesalahan pengkodean, dapat segera diperbaiki tanpa perlu menunggu waktu yang lama, karena seseorang yang menemukan kesalahan tersebut dapat saja segera memperbaikinya dan mengirimkan perbaikan tersebut ke Internet atau bila ia tidak mampu memperbaikinya ia dapat memberitahu pihak-pihak lain. Sebagai contoh, suatu kesalahan dalam Linux umumnya segera diperbaiki dalam kurun waktu kurang dari satu hari, bahkan dalam beberapa jam sejak dikeluarkan. Namun demikian, software yang didistribusikan secara open source tidak menjamin bahwa software tersebut aman.
• Selain itu dengan tersedianya kode sumber maka customer akan merasa lebih nyaman, lebih yakin karena ia tidak membeli kucing dalam karung. Bagaimanakah perasaan Anda bila mobil yang Anda beli tidak dapat dilihat mesinnya ataupun bagian-bagian dalam lainnya ?
Berikut ini adalah beberapa alasan orang membuat software open source :
• Kebutuhan. Software-software open source biasanya dikembangkan karena kebutuhan si pembuatnya. Dalam papernya yang berjudul “The Cathedral and the Bazaar” [Eri00], Eric S. Raymond, menjelaskan secara rinci bagaimana ia mengembangkan software fetchmail, yang disebabkan oleh tiadanya software yang sesuai dengan kebutuhannya. Pengembangan fetchmail juga dimaksudkan untuk menguji beberapa buah teori dalam rekayasa perangkat lunak yang didasarkan pada pengamatannya terhadap Linux.
• Kepuasan. Banyak programer mengembangkan software karena mereka mencintainya dan hal tersebut merupakan pengungkapan intelektualitas mereka. Tanpa melakukan pengkodean, programer merasa dirinya tidak lengkap sebagai manusia.
• Popularitas. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa beberapa orang membuat software open source demi popularitas. Dengan makin banyaknya software yang ditulisnya maka seseorang akan merasa lebih dihargai oleh sejawatnya.
• Uang. Dengan menulis software-software open source maka seseorang dapat meningkatkan nilai dirinya bila nanti direkrut oleh perusahaan-perusahaan. Selain itu, bila software yang dikembangkannya banyak dibutuhkan oleh perusahaan-perusahaan, pembuat software tersebut dapat saja mendirikan sebuah perusahaan untuk memberikan pelayanan bagi perusahaan. Contoh hal ini adalah Eric Allman yang mendirikan perusahaan Sendmail Inc. untuk memberikan pelayanan tambahan bagi mereka yang menggunakan Sendmail.
Permasalahan Open Source
Pengembangan software berbasiskan open source selain memberikan beberapa buah keuntungan sebagaimana yang telah disebutkan di bagian terdahulu artikel juga memiliki beberapa permasalahan sebagai berikut :
• Dengan banyaknya orang yang terlibat dalam pembuatan proyek software tidak menjamin bahwa proyek akan selesai dengan lebih cepat. Ada kemungkinan proyek bahkan tidak dapat terlaksana. Hal ini disebabkan dengan semakin banyaknya orang maka perbedaan akan sering terjadi, oleh karena itu diperlukan seorang pemimpin yang mampu bekerja sama dengan rekan-rekannya yang lain untuk membuat suatu arahan yang jelas tentang proyek.
• Menurut Alan Cox dalam papernya “Cathedrals, Bazaars and the Town Council” [Ala98], permasalahan akan muncul ketika tibanya banyak orang yang tidak paham dan mereka mulai mengemukakan opininya, bukan memberikan kodenya. Mereka berdebat tentang hal-hal yang tidak berguna. Hal ini tentu saja akan sangat merugikan karena perdebatan tersebut tidak akan menghasilkan apa-apa.
• Konflik di antara para pengembang. Terkadang dalam model open source sebagaimana juga terjadi dalam model pengembangan ilmiah, terjadi konflik antara para pengembang. Hal ini dapat terjadi bila satu atau beberapa pengembang merasa tidak puas dengan pengembang lainnya, baik dalam hal pencapaian ataupun masalah-masalah teknis dalam proyek yang sedang mereka kerjakan. Bilamana hal ini telah terjadi dapat mengakibatkan tertundanya proyek yang sedang mereka kerjakan, bahkan tidak tertutup kemungkinan proyek tersebut menjadi gagal.
• Pemilihan software. Umumnya software-software yang dikembangkan disebabkan karena menarik minat pengembang baik secara langsung maupun tidak langsung. Dengan adanya kecendrungan model open source yang dimulai oleh seorang individu maka pengembangannya akan lebih bersifat developer oriented, yang berarti software yang lebih kompleks, namun belum tentu lebih bermanfaat. Pengembang akan membuat software-software yang terlihat menyenangkan, seperti membuat themes untuk GNOME, KDE maupun editor, dibandingkan dengan membuat aplikasi-aplikasi yang dianggap membosankan seperti Office Suites. Tanpa adanya insentif lain maka akan banyak proyek mati karena pengembang awal telah kehilangan minat dan tidak ada yang meneruskan.
• Fragmentasi. Dengan tersedianya kode sumber untuk setiap aplikasi, maka seseorang dapat saja merubah sebagian kode sumber asli dan mengeluarkan aplikasi yang sama dengan nama baru atau mengeluarkan aplikasi sama dengan versi baru.
• Ketergantungan pada satu orang pemimpin. Proyek-proyek open source biasanya dimulai oleh satu atau beberapa orang, sehingga ketergantungan menjadi sangat tinggi. Dengan berlalunya waktu, para pemimpin tersebut mungkin menjadi bosan, burn-out, dipekerjakan oleh organisasi lain. Akibatnya proyek-proyek yang mereka tangani dapat menjadi tertunda atau bahkan mungkin hilang.
• Penjiplakan. Dengan tersedianya kode sumber bagi setiap software, tidak tertutup kemungkinan ada pihak-pihak yang memanfaatkan hal tersebut demi kepentingan dirinya, misalnya saja seorang mahasiswa ilmu komputer mendapat tugas untuk membuat suatu program, ia kemudian mencarinya di Internet dan mendapatkan versi open sourcenya. Lalu ia memodifikasi sedikit program tersebut dan menyerahkan pada dosennya untuk dinilai. Bila dosen tidak waspada maka program tersebut akan lolos dan si mahasiswa akan mendapat nilai dengan mudah dan tidak adil bagi mahasiswa yang membuatnya sendiri.

http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2010/06/open-source-31/
http://tedi.heriyanto.net/papers/pengembangan.html

AMI-C

Posted: December 24, 2010 in Tugas

Silahkan unduh untuk materi Kolaborasi Antar Muka Automotif Multimedia (AMI-C).

Database terdistribusi

Posted: November 25, 2010 in Uncategorized

Pengenalan DataBase Terdistribusi
Database Terdistribusi adalah sekumpulan data yang saling terhubung secara logic dan digunakan bersama-sama dalam suatu jaringan komputer. Dengan kata lain, distribusi data ini memungkinkan unit lain dapat mengakses data dari suatu unit tertentu.
DBMS itu apa sih? DBMS merupakan kependekan dari Database Managemen System merupakan perangkat lunak yang mengatur dan menangani semua pengaksesan database yaitu bisa insert, update, delete, dan memelihara database. DBMS itu yang umum dipakai diantaranya adalah MySQL, PostgreSQL, Oracle, Access, dan lain-lain.
DBMS (Database Management System) Terdistribusi adalah sebuah perangkat lunak yang membuat pendistribusian data dan memberikan mekanisme akses data yang akan membuat basis data ini transparan kepada user yang menggunakan.

DDBMS memiliki satu logikal basis data yang dibagi ke dalam beberapa fragment. Dimana setiap fragment disimpan pada satu atau lebih komputer dibawah kontrol dari DBMS yang terpisah , dengan mengkoneksi komputer menggunakan jaringan komunikasi.
Masing- masing site memiliki kemampuan untuk mengakses permintaan pengguna pada data lokal dan juga mampu untuk memproses data yang disimpan pada komputer lain yang terhubung dengan jaringan.
Pengguna mengakses basis data terdistribusi dengan menggunakan dua aplikasi yaitu aplikasi lokal dan aplikasi global, sehingga DDBMS memiliki karakteristik yaitu :
Kumpulan dari data logik yang digunakan bersama-sama
• Data di bagi menjadi beberapa fragment
• Fragment mungkin mempunyai copy ( replika )
• Fragment / replika nya di alokasikan pada yang digunakan
• Setiap site berhubungan dengan jaringan komunikasi
• Data pada masing-masing site dibawah pengawasan DBMS
• DBMS pada masing-masing site dapat mengatasi aplikasi lokal, secara otonomi
• Masing-masing DBMS berpastisipasi paling tidak satu global aplikasi.

Data akan disimpan dalam beberapa site dimana setiap site secara logic memiliki sebuah processor, dimana processor dari site yang berlainan akan terhubung didalam sebuah jaringan computer, sehingga tidak akan ditemukan adanya multiprocessor.
Tiga faktor penting yang dapat menjadi acuan pada saat mendesain basis data terdistribusi :
a) Fragmentasi data = dimana data akan dipecah-pecah kedalam unit logic yang kemudian akan disimpan dalam site yang berbeda.
b) Replikasi data = merupakan salinan dari tiap-tiap fragment yang dapat pula disimpan dalam beberapa site.
c) Alokasi data = tiap fragment data harus dialokasikan kepada satu atau beberapa site, dimana fragment tersebut akan disimpan.

Tipe Database Terdistribusi
a) Homogen adalah suatu sistem yang menjalankan tipe DBMS yang sejenis di setiap unit distribusi data. Misal: MySQL didistribusikan dengan MySQL. Oracle dengan Oracle. Jadi keterhubungan DBMS tersebut antara DBMS yang sama.
b) Heterogen adalah suatu sistem yang menjalankan tipe DBMS yang berbeda di setiap unit distribusi datanya, baik secara relational DBMS ataupun non relational DBMS. Misalkan di suatu unit memakain DBMS Oracle, dan di unit lain memakain DBMS PostgreSQL, akan tetapi DBMS tersebut tetap terkait/terhubungkan.

KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN DARI DDBMS
Data dan aplikasi terdistribusi mempunyai kelebihan di bandingkan dengan sistem sentralisasi basis data. Sayangnya , DDBMS ini juga memiliki kelemahan.
KEUNTUNGAN:
• Merefleksikan pada bentuk dari struktur organisasinya
Ada suatu organisasi yang memiliki sub organisasi di lokasi yang tersebar di beberapa tempat,.sehingga basis data yang digunakan pun tersebar sesuai lokasi dari sub organisasi berada.
• Penggunaan bersama dan lokal otonomi
Distribusi secara geografis dari sebuah organisasi dapat terlihat dari data terdistribusinya, pengguna pada masing-masing site dapat mengakses data yang disimpan pada site yang lain. Data dapat dialokasikan dekat dengan pengguna yang biasa menggunakannya pada sebuah site, sehingga pengguna mempunyai kontrol terhadap data dan mereka dapat secara konsekuen memperbaharui dan memiliki kebijakkan untuk data tersebut. DBA global mempunyai tanggung jawab untuk semua sistem. Umumnya sebagian dari tanggung jawab tersebut di serahkan kepada tingkat lokal, sehingga DBA lokal dapat mengatur lokal DBMS secara otonomi.
• Keberadaan data yang ditingkatkan
Pada DBMS yang tersentralisasi kegagalan pada suatu site akan mematikan seluruh operasional DBMS. Namun pada DDBMS kegagalan pada salah satu site, atau kegagalan pada hubungan komunikasi dapat membuat beberapa site tidak dapat di akses, tetapi tidak membuat operasional DBMS tidak dapat dijalankan.
• Keandalan yang ditingkatkan
Sebuah basis data dapat di replikasi ke dalam beberapa fragmen sehingga keberadaanya dapat di simpan di beberapa lokasi juga. Jika terjadi kegagalan dalam pengaksesan data pada suatu site di karenakan jaringan komunikasi terputus maka site yang ingin mengakses data tersebut dapat mengakses pada site yang tidak mengalami kerusakan.
• Kinerja yang ditingkatkan
Sebuah data ditempatkan pada suatu site dimana data tersebut banyak di akses oleh pengguna, dan hal ini mempunyai dampak yang baik untuk paralel DBMS yaitu memiliki kecepatan dalam pengkasesan data yang lebih baik dibandingkan dengan basis data tersentralisasi Selanjutnya, sejak masing-masing site hanya menangani sebagian dari seluruh basis data , mengakibakan perbedaan pada pelayanan CPU dan I/O seperti yang di karakteristikan pada DBMS tersentralisasi.
• Ekonomi
Grosch’s Law menyatakan daya listrik dari sebuah komputer di hitung menurut biaya yang dihabiskan dari penggunaan peralatannya, tiga kali biaya peralatan, 9 kali nya dari daya listrik . Sehingga lebih murah jika membuat sebuah sistem yang terdiri dari beberapa mini komputer yang mempunyai daya yang sama jika dibandingkan dengan memiliki satu buah super komputer. Oleh karena itu lebih efektif untuk menambah beberapa workstation untuk sebuah jaringan dibandingkan dengan memperbaharui sistem mainframe. Potensi yang juga menekan biaya yaitu menginstall aplikasi dan menyimpan basis data yang diperlukan secara geografi sehingga mempermudah operasional pada setiap situs.
• Perkembangan modular
Di dalam lingkungan terdistribusi, lebih mudah untuk menangani ekspansi .Site yang baru dapat di tambahkan ke suatu jaringan tanpa mempengaruhi operational dari site – site yang ada. Penambahan ukuran basis data dapat di tangani dengan menambahkan pemrosesan dan daya tampung penyimpanan pada suatu jaringan. Pada DBMS yang tersentralisasi perkembangan akan di ikuti dengan mengubah perangkat keras dan perangkat lunak.

KERUGIAN
• Kompleksitas
Pada distribusi DBMS yang digunakan adalah replikasinya, DBMS yang asli tidak digunakan untuk operasional, hal ini untuk menjaga reliabilitas dari suatu data. Karena yang digunakan replikasinya maka hal ini menimbulkan berbagai macam masalah yang sangat kompleks dimana DBA harus dapat menyediakan pengaksesan dengan cepat , keandalan dan keberadaan dari basis data yang up to date . Jika aplikasi di dalam DBMS yang digunakan tidak dapat menangani hal – hal tersebut maka akan terjadi penurunan pada tingkat kinerja , keandalan dan kerberadaan dari DBMS tersebut, sehingga keuntungan dari DDBMS tidak akan terjadi.
• Biaya
Meningkatnya kekompleksan pada suatu DDBMS berarti biaya untuk perawatan dari DDBMS akan lebih besar dibandingkan dengan DBMS yang tersentralisasi, seperti biaya untuk membuat jaringannya, biaya komunikasi yang berjalan , orang-orang yang ahli dalam penggunaan, pengaturan dan pengawasan dari DDBMS.
• Keamanan
Pada DBMS yang tersentralisasi, pengaksesan data lebih terkontrol. Sedangkan pada DDBMS bukan hanya replikasi data yang harus di kontrol tetapi jaringan juga harus dapat di kontrol keamanannya.
• Pengontrolan Integritas lebih sulit
Kesatuan basis data yang mengacu pada keabsahan dan kekonsistenan dari data yang disimpan. Kesatuan biasanya di ekspresikan pada batasan, dimana berisi aturan untuk basis data yang tidak boleh diubah. Membuat batasan untuk integrity, umumnya memerlukan pengaksesan
ke sejumlah data yang sangat besar untuk mendefinisikan batasan tersebut, namun hal ini tidak termasuk di dalam operasional update itu sendiri. Dalam DDBMS, komunikasi dan biaya pemrosesan yang dibutuhkan untuk membuat suatu batasan integrity mungkin tidak diperbolehkan.

SPK jawaban soal

Posted: November 25, 2010 in Uncategorized

SPK Kelompok

1 Bagaimana Anda akan mengukur produktivitas:
a. Tukang pos
b. Tenaga penjual
c. Profesor
d. Pekerja sosial
e. Mahasiswa
f. Petani

Jawab:
Produktivitas dapat digambarkan dalam dua pengertian yaitu secara teknis dan finansial. Pengertian produktivitas secara teknis adalah pengefesiensian produksi terutama dalam pemakaian ilmu dan teknologi. Sedangkan pengertian produktivitas secara finansial adalah pengukuran produktivitas atas output dan input yang telah dikuantifikasi.

Definisi-definisi produktivitas yang telah berkembang dan dibentuk oleh para
pakar di Negara-negara dan badan-badan Internasional, antara lain :

1. Menurut Marvin E Mundel, yang dipublisir oleh The Asian Productivity “Organization
(APO) produktivitas didefinisikan sebagai berikut : Produktivitas adalah rasio keluaran yang menghasilkan untuk penggunaan di luar organisasi, yang memperbolehkan untuk berbagai macam produk dibagi oleh sumber-sumber yang digunakan, semuanya dibagi oleh suatu rasio yang sama dari periode dasar”.
2. Menurut Paul Mali definisi produktivitas adalah sebagai berikut :
“Produktivitas adalah ukuran yang menyatakan seberapa hemat sumber daya yang
digunakan di dalam organisasi untuk memperoleh sekumpulan hasil”.
1
Jawaban untuk soal diatas adalah:
a. Tukang pos: bertugas untuk menyampaikan surat, barang, berkas-berkas kepada pelanggan. Sehingga untuk mengukur produktivitas seorang tukang pos dapat dilihat dari barang-barang yang dikirim oleh pelanggan apakah sampai pada alamat tujuan, dengan waktu yang tepat dan apakah pelayanan dalam sebuah pos telah berjalan dengan baik. Dalam hal ini baik pengirim maupun penerima mempercayakan mengirim barang melalui sebuah pos.
b. Tenaga penjual: tenaga penjual bertanggung jawab menyampaikan barang dagangan kepada konsumen. Pengukuran produktivitas dapat dilakukan dengan melihat data keuangan, data penjualan dan sebagainya.Jika perbandingan barang yang terjual dari tahun ke tahun meningkat maka dapat dikatakan produktivitas tenaga penjual meningkat. Sebaliknya jika penjualan dari tahun ke tahun menurun maka dapat dikatakan produktivitas menurun. Dalam menentukan produktivitas diperlukan evaluasi, perencanaan dan perbaikan produktivitas itu sendiri.
c. Profesor: Profesor dapat dikatakan seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan yang luas, untuk menjadi seorang Profesor tidaklah mudah karena harus melewati Jenjang pendidikan yang cukup panjang. Untuk mengukur produktivitas seorang Profesor dapat dilihat dari ilmu yang dimiliki, dapatkah Profesor menerapkan ilmunya pada kehidupan sehari-hari atau membagikan ilmu tersebut kepada orang lain. Misalnya banyak buku yang pengarangnya adalah Propesor
d. Pekerja sosial: untuk mengukur produktivitas pekerja sosial misalnya diambil contoh orang yang bekerja di PMI. Seorang pekerja sosial tidak melihat apakah gaji yang diterimanya kecil atau besar, bahkan mungkin ada yang tidak mendapatkan gaji. Biasanya pekerja sosial tidak melihat dari sisi materi tetapi lebih kepada kemanusiaan yang bersifat sosial. Sehingga produktivitasnya dapat dilihat dari kinerja yang dilakukannya apakah sudah sesuai dengan ketentuan.
e. Mahasiswa: produktifitas mahasiswa dapat dilihat pada saat menjalani kuliah apakah aktif dalam perkuliahan, mendapatkan nilai yang bagus sehingga setelah lulus dari sebuah universitas mahasiswa tersebut dapat menjadi orang yang berpendidikan baik dalam bersikap, berfikir dan mengambil keputusan. Mahasiswa setelah selesai kuliah menjadi sarjana, kemudian memiliki pekerjaan yang layak. Misalnya setelah kuliah dalam dunia kerja dapat menduduki kedudukan yang lebih tinggi dibandingkan dengan sebelum menjadi sarjana. Jika pekerjaan yang didapat hanya setaraf dengan pendidikan sekolah menengah dapat dikatakan produktivitasnya menurun.
f. Petani: produktivitas petani dapat dilihat dari hasil panen. Hasil panen setiap tahunnya meningkat, hasil panen juga berkualitas baik, dan waktu panen sesuai dengan ketentuan. Biaya penanaman dan penjualan harus seimbang, yaitu hasil penjualan lebih besar sehingga petani mendapatkan keuntungan bukan sebaliknya mendapatkan kerugian.

2 Berilah suatu contoh dari lima unsur didalam lingkungan suatu universitas.
Jawab:
Lingkungan sistem terdiri dari beberapa elemen yang ada diluar, dalam hal mereka bukanlah input, output atau proses. Akan tetapi mereka dipengaruhi performa sistem dan konsekuensi pencapaian suatu sistem. Contoh sistem dalam sebuah Universitas adalah mahasiswa, fakultas, staf, administrasi, gedung, perlengkapan, ide-ide dan aturan. Mahasiswa sebagai input, memasukkan kelas, mengerjakan tugas, perpustakaan sebagai proses dan outputnya adalah berpendidikan.
Satu cara untuk mengidentifikasi elemen lingkungan adalah dengan mengajukan dua pertanyaan.
• Apakah elemen berkaitan dengan tujuan sistem?
• Apakah mungkin bagi pengambil keputusan untuk secara signifikan memanipulasi elemen tersebut?
Jika dan hanya jika jawaban dari pertanyaan pertama adalah ya, dan jawaban dari pertanyaan kedua adalah tidak, berarti elemen ada didalam lingkungan. Elemen lingkungan dapat berupa sosial, politik, hukum, fisik atau ekonomi.
Sehingga contoh dari lima unsur didalam lingkungan suatu universitas adalah universitas lain, aturan dan hukum yang berkaitan dengan sebuah lembaga pendidikan, tempat,bentuk bangunan universitas, dan penghasilan dari pegawai, dosen atau orang yang bekerja pada sebuah universitas tersebut.

AKS_4 KA 04_11107547_Samsinar

Posted: November 25, 2010 in Uncategorized

PENDEKATAN PENGEMBANGAN SISTEM
Terdapat beberapa pendekatan untuk mengembangkan sistem yaitu :

À Dipandang dari metodologi yang digunakan :
 Pendekatan Klasik (Clasical approach )
Disebut juga pengembangan tradisional / konvensional adalah pengembangan sistem dengan mengikuti tahapan pada system life cycle. Pendekatan ini menekankan bahwa pengembangan sistem akan berhasil bila mengikuti tahapan pada system life cycle. Tetapi pada kenyataannya pendekatan klasik tidak cukup digunakan untuk mengembangkan suatu sistem informasi yang sukses dan akan timbul beberapa permasalahan diantaranya adalah :
1. Pengembangan perangkat lunak menjadi sulit.
2. Biaya perawatan atau pemeliharaan sistem menjadi lebih mahal
3. Kemungkinan kesalahan sistem besar
4. Keberhasilan sistem kurang terjamin
5. Masalah dalam penerapan sistem
 Pendekatan Terstruktur (structured approach )
Pendekatan ini dimulai pada awal tahun 1970, dan dilengkapi dengan alat-alat (tools) dan teknik-teknik (techniques) yg dibutuhkan dalam pengembangan sistem.

Á Dipandang dari sasaran yang dicapai :
 Pendekatan Sepotong (piecerneal approach )
Pendekatan yg menekankan pada suatu kegiatan / aplikasi tertentu.
 Pendekatan Sistem (systems approach )
Pendekatan yg menekankan pada sistem informasi sebagai satu kesatuan terintegrasi

 Dipandang dari cara menentukan kebutuhan dari Sistem :
 Pendekatan Bawah Naik (Bottom Up Approach )
Pendekatan dari level bawah organisasi, yaitu level operasional dimana transaksi dilakukan. Pendekatan ini dimulai dari perumusan kebutuhan untuk menangani transaksi dan naik ke level atas dengan merumuskan kebutuhan informasi berdasarkan transaksi tsb. (merupakan ciri-ciri dari pendekatan klasik disebut juga data analysis) .
 Pendekatan Atas Turun
Dimulai dari level atas yaitu level perencanaan strategi. Pendekatan ini dimulai dengan mendefinisikan sarasan dan kebijaksanaan organisasi , kemudian dilakukan analisis kebutuhan informasi , lalu proses turun ke pemrosesan transaksi (merupakan ciri-ciri dari pendekatan terstruktur disebut juga decision analysis )

à Dipandang dari cara mengembangkannya :
 Pendekatan Sistem menyeluruh
Pendekatan yg mengembangkan sistem serentak secara menyeluruh.
(merupakan ciri -ciri pendekatan klasik )
 Pendekatan Moduler
Pendekatan yg berusaha memecah sistem yg rumit menjadi beberapa bagian / modul yg sederhana (merupakan ciri -ciri pendekatan terstruktur )

Ä Dipandang dari teknologi yg digunakan :
 Pendekatan Lompatan jauh (great loop approach )
Pendekatan yg menerapkan perubahan menyeluruh secara serentak penggunaan teknologi canggih. Perubahan ini banyak mengandung resiko, juga memerlukan investasi yg besar.
 Pendekatan Berkembang (evolutionary approach )
Pendekatan yg menerapkan perubahan canggih hanya untuk aplikasi yg memerlukan saja, dan akan terus berkembang.

SPK_4KA04_11107547_Samsinar

Posted: November 15, 2010 in Uncategorized

tugas SPK

Posted: October 25, 2010 in Uncategorized

KASUS KELAS 4KA04 :

Suatu pabrik perakitan radio menghasilkan dua tipe radio,

yaitu HiFi-1 dan HiFi-2 pada fasilitas perakitan yang sama.

Lini perakitan terdiri dari 3 stasiun kerja. Waktu perakitan

masing-masing tipe pada masing-masing stasiun kerja adalah

sebagai berikut:

Waktu perakitan per unit

(menit)

Stasiun
kerja Hifi 1 Hifi
1 6 4
2 5 5
3 4 6

Waktu kerja masing-masing stasiun kerja adalah 8 jam

per hari. Masing-masing stasiun kerja membutuhkan

perawatan harian selama 10%, 14% dan 12% dari total

waktu kerja (8 jam) secara berturut-turut untuk stasiun

kerja 1, 2 dan 3.

Jawaban:

Stasiun
kerja Hifi 1 Hifi 2 hasil
1 6 4 4320
2 5 5 4128
3 4 6 4224

Hifi 1 = x1
Hifi 2 = x2
Waktu= x3

Waktu kerja masing-masing stasiun adalah 8 jam perhari
1 jam = 60 menit
Sehari 8 jam x 60 = 480 menit
480x 10 % = 48 menit
480x 12 % = 67,2 menit
480X 14 % = 57.6 menit
Sehingga didapat
Stasiun 1 : 480 menit – 48 menit = 432 menit
Stasiun 2 : 480 menit – 67.2 menit = 412.8 menit
Stasiun 3 : 480 menit – 57.6 menit = 422.4 menit.
6×1 + 4×2 ≤ 432
5×1 + 5×2 ≤ 412.8
4×1 + 6×2 ≤ 422.4
Jadi rumus’a x1(x3)+x2(x3) (x3 = waktu => waktu masing-masing stasiun)
Sehingga didapat hasil
Stasiun 1: 6(432)+4(432) = 4320
Stasiun 2: 5(412.8)+ 5(412.8)= 4128
Stasiun 3: 4(422.4)+6(422.4)= 4224